Hantu dan Sustainable Develepoment
Mungkin ini bukan tulisan yang rasional, agak mengada-ngada,
terkesan disambung-sambungkan, dan asal masukin yang cocok-cocok aja. Tapi bodo
amat namanya juga opini.
Hantu, iya hantu! Makhluk halus berbentuk nenek lampir,
pocong, gunduruwo, atau makhluk-makhluk halus lainnya yang kadang membuat halusinasi.
Ingat ya, ini hantu bukan zombie. Kalau hantu itu punya roh enggak punya fisik,
kalau zombie itu fisiknya ada roh-nya enggak tau kemana.
Nah hantu alias jin jahat alias setan ini katanya hidup
bersama manusia, tumbuhan, binatang, dan makhluk-makhluk lainnya di dunia. Cuma
karena tinggal ruh-nya aja, jadi makhlus halus ini gentayangan dimana-mana. Katanya
sih kalau jadi hantu itu berarti lagi nunggu kiamat dan badannya enggak bisa ke
akherat (katanya). Alhasil karena nunggu kiamat dan mungkin meninggalnya udah
lama, jadi semakin lama kiamat dan semakin banyak orang mati (mungkin) jadi
makin banyak deh itu hantu (bukan karena banyak hantu yang pengangguran ya, yg
pengangguran cukup manusia aja).
![]() |
Sumber gambar: Corey Bradshaw |
Hantu ini suka gangguin enggak? Iya kadang-kadang! Aneh bin
ajaib, tapi selama gw berkelana ke jawa timur, gw udah ketemu dua kali orang
kesurupan. Sesuatu yang jarang banget gw temuin di kota. Entah karena kota itu
ramai atau karena di desa masih kental kepercayaan yang begini-begini, tapi
ajaibnya dibeberapa tempat malah orang sengaja dirasukin setan buat latihan
berantem (ntar orang yang kerasukan
berasa jadi bruce lee). Aneh kan? gw aja aneh dengernya apalagi pas liat langsung.
Tapi perlahan waktu, ternyata hantu ini beneran (awalnya gw
juga enggak percaya-percaya amat). Dan kadang bener-bener gangguin manusia! Tau
kenapa manusia digangguin?
Berdasarkan hasil pondok pesantren selama beberapa hari di
pondok tebu ireng dan temboro, ane dapatkan cerita kalau ternyata oh ternyata
hantu ini paling suka nongkrong ditempat yang kotor, jarang dihuni, dan lain
sebagainya termasuk pertemuan air laut dan air tawar. Jadi peliharalah kebersihan
kalau enggak mau ketemu hantu! Haha santai bukan itu maksudnya. Yang pasti dan
kadang enggak masuk akal, hantu ini hidup bersama kita. Mungkin ada dibelakang lo
sekarang
hahahha.
Tapi yang paling gw percaya, hantu itu gangguin manusia
karena manusianya gangguin mereka duluan. Manusia kencing sembarang di pohon,
padahal itu pohon tempat tinggalnya hantu. Manusia ke hutan ngambil bunga
sembarangan, padahal itu hantu doyan juga ngeliat itu bunga karena enggak ada
hiburan lain. Manusia suka nebang pohon asal-asalan, padahal disana tempat
tinggalnya para hantu ini. Alhasil dengan prinsip lo asik gw santai, lo usik gw
bantai, habislah manusia ini digangguin kan. mulai dari dilemparin buah jambu,
digentayangin, sampai dirasukin jin.
Ada lagi satu cerita menarik. Di bali, suka ada pohon yang
dikenakan kain catur hitam-putih. Jumlahnya banyak dan bahkan jadi salah satu
desain arsitektur perumahan ala adat bali. Tau kenaap itu pohon dipakein baju? Orang
bali punya cerita dibalik cerita. Katanya itu pohon dikarungin catur karena ada
hantunya. Dan benar ada hantunya! Kalau lo tebang itu pohon, maka keseimbangan
alam rusak, mulai dari gempa bumi, erosi, krisis air, dsb. Apalagi bukan sembarang
pohon yang dikarungin, tapi pohon yang umurnya udah tua.
Sustainable Development
Apa hubungannya cerita hantu itu sama sustainable
development (pembangunan berkelanjutan)? Sustainable development itu kerangka
pikir atas keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pelajaran dari
pembangunan terdahulu yang lebih mementingkan pertumbuhan aspek ekonomi
ternyata berdampak buruk terhadap aspek sosial dan aspek lingkungan. Kita bisa
saja kejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi setinggi-tingginya. Tapi ingat,
pertumbuhan ekonomi berdasarkan GDP itu tidak click dengan pembanguan berkelanjutan. Kita bisa capai pertumbuhan
ekonomi tinggi dengan merusak lingkungan. Misalnya meratakan seluruh hutan
untuk mengejar ekspor kayu. Tapi hasilnya karena enggak ada pohon lagi aliran
air terganggu sehingga kemudian menyebabkan krisis air di masa mendatang. Pengalaman
memuja kemajuan ekonomi yang tinggi dan mengorbankan aspek lingkungan dan sosial
inilah yang kemudian jadi tantangan dunia hari ini: bagaimana menyeimbangkan
aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Cerita di awal tentang hantu itu setidaknya memberikan
gambaran bagi para pembaca, kalau sebenarnya yang lebih suka merusak itu manusia.
Sehingga wajar mantan manusia (baca: hantu) yang udah meninggal ini makin lama
makin kesal liat tingkah laku anak-cucu-cicitnya hari ini yang kurang
menghargai bumi. Bukan hanya lingkungan yang suka dirusak, tapi mengusik juga
kehidupan sosial para hantu. Siapa yang enggak kesel lagi enak-enak tidur
dibawah pohon eeehh dikencingin sama manusia? Enggak pakai permisi lagi! Mending
kalau cuma dikencingin, nah kalau pohonnya ditebang? Kalau saluran irigasi
dibuang sampah? Kalau sungai dicemari limbah? Kalau jalur air ditutup aspal? Ya
kalau Cuma dirasukin setan mah masih mending paling kecapean sehari. Nah kalau
dikasihnya tsunami? Krisis lingkungan, krisis pangan? Emmmm makin sering kita
bikin hantu itu ngamuk, makin cepat umur hantu itu di dunia coy (kiamat
meeen!).
Terlepas teman-teman mau percaya atau enggak sama hantu. Tapi
pesan dari tulisan ini ialah, berhati-hatilah bertindak laku didunia. Kita hidup
bukan hanya untuk hari ini, tapi juga meninggalkan dunia untuk anak-cucu di
masa mendatang. Kalau kita enggak coba hormati generasi masa mendatang, jangan
heran kalau generasi kemarin yang datang gentayangin kita.
Komentar